Rabu, 27 Oktober 2010

Upacara Adat Bali

                                              Gb. 1 upacara sesembahan adat Bali

                                                Gb. 2 Upacara dilaksanakan di pantai Kuta

                                                     Gb. 3 Upacara ini bertujuan untuk menjauhkan dari bencana

Rabu, 20 Oktober 2010

Cara menghadapi anak ADHD


Attention deficit-hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan hiperaktif dan kurangnya daya konsentrasi biasanya tak hanya berdampak pada anak, tetapi juga terhadap orangtua.

Bagaimana tidak, para orangtua yang memiliki anak yang mengalami ADHD pasti dibikin pusing tujuh keliling oleh tingkah laku dan kebiasaan si anak. Tapi sebagai orangtua, hendaknya bersikap hati-hati dan taktis dalam menghadapi anak yang mengalami ADHD.

Namun, sebelum mengambil sikap, orangtua juga harus memperhatikan gejala-gejala ADHD pada anak, seperti sulit untuk berkonsentrasi dan memperhatikan, sulit untuk duduk manis atau bermain dengan tenang, dan memiliki sikap yang impulsif.

The Nemours Foundation mengatakan bahwa meski belum ada obat untuk mengatasi ADHD, tapi gangguan ini dapat diatasi dengan baik. Berikut beberapa saran untuk menghadapi anak ADHD:
·        Buat jadwal harian di rumah, sehingga anak mudah mengingat dan mengikutinya. Tempelkan jadwal di tempat yang mudah dilihat anak.
·        Tata dan siapkan segala keperluan anak, seperti perlengkapan sekolah, pakaian dan mainan, sehingga si anak mudah menemukannya.
·        Minimalkan distraksi seperti televisi, musik dan komputer ketika anak mencoba menyelesaikan tugasnya.
·        Jangan biarkan anak memiliki terlalu banyak pilihan ketika ia akan memilih makanan, pakaian atau mainan.
·        Berilah instruksi kepada anak dengan singkat, langsung dan jelas.
·        Tetapkan tujuan kepada anak, dan tawarkan hadiah jika anak mampu mencapai tujuan itu.
·        Ambil keistimewaan atau berhenti sejenak jika anak mulai menunjukkan sikap tak pantas. Jangan biasakan menerapkan disiplin dengan cara berteriak atau secara fisik.
·        Bangun kepercayaan diri anak dengan mendorong dan menyokong kemampuan anak yang menjadi keunggulannya.

Rabu, 13 Oktober 2010

Musik Klasik


MOZARTLWN.JPG
Menurut Eagle (1978) dalam buku ”Handbook of Music Psychology”, pengertian musik adalah :
Defining music as organized sounds and silences in a flow of time (and in space), several tentative conclusions and questions have arisen: Musicàsoundàvibration(?).And vibration (energy) is the essence of all things (mass)…
Musik klasik adalah komposisi musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825. Biasanya musik klasik digolongkan melalui periodisasi tertentu, mulai dari periode klasik, diikuti oleh barok, rokoko, dan romantik. Pengertian lain dari musik klasik adalah semua musik dengan keindahan intelektual yang tinggi dari semua jaman, baik itu berupa simfoni Mozart, kantata Bach atau karya-karya abad 20. Rock progresif lahir dari gerakan counterculture tahun 1960-an dan berusaha mendobrak pengotak-kotakan musik rock dengan mengeksplorasi bentuk-bentuk baru. Musik rock progresif yang paling dikenal adalah kombinasi energi musik rock dengan klasik yang megah dan monumental. Tetapi ada pula yang menggabungkan unsur-unsur jazz, folk, R&B, avant-garde, world music, dan sebagainya. Cikal bakal rock progresif adalah rock psikedelik yang lahir di lingkungan underground di Inggris pada pertengahan 1960-an. Ciri khas konser musik psikedelik menawarkan citra berupa warna-warna cemerlang dan sarat halusinasi dan bersemangat eksperimental untuk mendobrak batas-batas dan norma-norma yang ada sebelumnya.
Sedangkan menurut Rock progressive adalah :
Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya (Etzioni,1964). Dengan demikian Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting, karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan seseorang dalam mencapai sasarannya atau suatu tingkatan terhadap mana tujuan - tujuan dicapai (Prokopenko,1987), atau tingkat pencapaian tujuan (Hoy dan Miskel,1992). Menurut Barker (1997), pengertian belajar adalah sebagai berikut: ”Learning is a relatively permanent change in observable behaviour potential that results from experience with the environment”.
Sementara itu belajar dapat pula dikatakan sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam hubungan dengan sasaran khusus yang berkaitan dengan pola berperilaku yang diperlukan individu untuk mewujudkan secara lengkap tugas atau pekerjaan tertentu (Bramley,1996).
Dengan demikian, yang dimaksud dengan efektivitas belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Sedangkan definisi siswa yang dimaksud disini adalah orang yang duduk di tingkat SMA kelas 3 yang berusia 16 sampai 17 tahun dengan tujuan menggali ilmu.
Stephanie Merritt dalam bukunya yang berjudul ”Simfoni Otak” membahas tentang pengaruh musik klasik terhadap otak. Dalam buku ini salah satunya juga membahas mengenai pengaruh musik rock terhadap otak. Biasanya pengaruh musik rock terhadap diri manusia cenderung merusak, seperti meningkatnya perasaan tertekan (stress), jadi kurang bersemangat, menuntun tubuh pada kondisi panik, dan memicu perilaku hiperaktif dan tidak tenang. Sedangkan pengaruh musik klasik pada manusia cenderung positif, seperti membuat lebih bersemangat, lebih mudah mengingat, meningkatkan kreativitas, dan menghilangkan perasaan tertekan. Pengaruh paling kuat dari musik terdapat pada iramanya. Jenis musik yang memberikan dampak negatif bagi tubuh manusia yaitu musik berirama anapestik (terdapat pada musik rock). Jenis musik ini memberikan tekanan pada irama terakhir, istirahat sebentar, sebelum mulai dengan irama pertama. Ritme ini bertentangan dengan ritme tubuh manusia, yang selalu teratur dan meberikan penekanan pada irama pertama (terdapat pada ritme lagu Waltz)
Siegel (1999) mengatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang Alfa yang menenangkan yang dapat merangsang sistem limbik jaringan neuron otak. Hal yang sama dikemukakan Campbell (2001) dalam bukunya ”Efek Mozart” mengatakan musik Barok (Bach, Handel dan Vivaldi) dapat menciptakan suasana yang merangsang pikiran dalam belajar. Musik klasik (Haydn dan Mozart) mampu memperbaiki konsentrasi ingatan dan persepsi spasial. Sedangkan Gallahue (1998) mengatakan bahwa Kemampuan-kemampuan motorik,visual, auditif dan sentuhan makin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik. Ritme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.


Senin, 04 Oktober 2010

BULIMIA NERVOSA



Bulimia nervosa adalah gangguan nutrisi dan psikologis yang ditandai dengan makan berlebihan dalam waktu yang cepat (bingeing), yang diikuti dengan sejumlah perilaku yang digunakan untuk mencegah penambahan berat badan. Makan terjadi selama periode tertentu. Muntah yang diinduksi sendiri merupakan metode yang paling sering digunakan untuk menghindari penambahan berat badan.
Metode purgasi lain meiliputi penggunaan laksatif, enema, dan diuretik. Puasa dan olahraga juga dapat digunakan sebagai suatu usaha mengompensasi asupan untuk mencegah penambahan berat badan. Sebagian besar individu membangun pola perilaku makan berlebih/purgasi kronis. Makan berlebih dapat dipicu oleh disforia, stres, atau perasaan negatif berkaitan dengan citra tubuhnya. Karena merasa malu, makan berlebih sering dilakukan secara sembunyi. Individu secara khas merasa lepas kendali selama episode makan berlebih. Pada beberapa orang, memuntahkan kembali menjadi tujuan dan muntah itu sendiri. Masalah-masalah pengendalian impuls, seperti penyalahgunaan alkohol dan mencuri di toko sering bersamaan dengan bulimia. Seperti pada individu yang mengalami anoreksi nervosa, ada suatu fokus yang berlebihan pada tubuh seseorang.
Harga diri berkaitan dengan penampilan fisik. Tidak seperti individu yang mengalami anoreksia, individu penderita bulimia mungkin mempunyai berat badan yang normal sesuai dengan rentang usia dan tinggi badan. Kriteria diagnostik ini dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi keempat, revisi teks (DSM-IV-TR)

Kriteria Diagnostik Bulimia Nervosa
1.             Episode makan berlebihan yang berulang-ulang. Episode makan berlebihan ditandai dengan kedua hal berikut,
a)             Makan dalam periode yang berbeda-beda (mis, dalam periode setiap 2 jam), dengan jumlah makanan yang jelas lebih banyak dari yang dimakan kebanyakan orang pada waktu dan situasi yang sama.
b)             Rasa lepas kontrol pada makan selama episode (mis. perasaan bahwa seseorang tidak dapat berhenti makan atau mengendalikan apa dan berapa banyak makanan yang dimakan oleh orang tersebut)
2.             Terjadi perilaku kompensasi yang tidak tepat untuk mencegah penambahan berat badan, seperti muntah yang diinduksi sendiri; penyalahgunaan laksatif, diuretik, enema, atau obat-obat lain; berpuasa; atau latihan berlebihan.
3.             Makan berlebihan dan berperilaku kompensasi yang tidak tepat itu terjadi bersamaan sedikitnya dua kali dalam seminggu selama 3 bulan.
4.             Evaluasi diri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan 
5.      Gangguan ini tidak hanya terjadi selama episode anoreksia nervosa.

Jenis Purgasi
Selama episode bulimia nervosa terakhir, orang tersebut secara teratur melakukan muntah yang diinduksi sendiri, atau memakai laksatif. diuretik atau enema tidak pada tempatnya.

Janis Non-purgasi
Selama episode bulimia nervosa terakhir, orang itu telah melakukan perilaku kompensasi lain yang tidak tepat, seperti berpuasa atau melakukan latihan berlebihan, tetapi tidak melakukan tindakan menginduksi muntah atau memakai laksatif, diuretik, atau enema tidak pada tempatnya.

Insidens
1.      Bulimia nervosa menyerang sekitar 3% remaja putri dan kurang dari 1% remaja putra.
2.      Sebagian besar individu yang mengalami bulimia menampakkan gejala pada masa remaja pertengahan akhir.
3.      Rasio perempuan/laki-laki adalah 10:1:
4.      Insindens lebih besar pada kelompok yang tingkat sosial ekonominya lebih tinggi.
5.      50% individu penderita bulimia mempunyai famili yang alkoholik.

Manifestasi Klinis
1.      Makan berlebihan dilakukan dengan sembunyi-sembunyi sebagai alat untuk mengatasi ansietas dan stres.
2.      Menyembunyikan atau mencuri makanan.
3.      Meminta izin ke kamar mandi selama atau sesudah makan.
4.      Diet dan latihan yang kompulsif.
5.      Terobsesi dengan tampilan fisik dan berat badan.
6.      Gangguan citra tubuh dan konsep diri.
7.      Depresi dan distimia.
8.      Kecanduan makanan.

Komplikasi
1.      Pembengkakan kelenjar parotis dan kelenjar submaksilaris (sialadenosis).
2.      Muka tembem.
3.      Tanda Russel—pembentukan jaringan parut dan kalus pada buku-buku jari.
4.      Erosi email gigi.
5.      Nyeri tekan atau nyeri abdomen.
6.      Esofagitis, gastritis.
7.       Gangguan fungsi untuk bersekolah dan sosial karena terobsesi dengan makanan.

Uji Laboratorium Dan Diagnostik
1.      Pemeriksaan fisik yang menyeluruh.
2.      Kadar clektrolit serum—hipokalemia, hiponatremia, alkalosis metabolik hipokloremik.
3.      Kadar amilase serum—mungkin meningkat.
4.      Evaluasi faktor-faktor psikologis.

Penatalaksanaan Medis
Penanganan diberikan seperti untuk pasien rawat jalan kecuali bila timbul masalah medis yang berat. Diperlukan penanganan antardisiplin untuk mendapatkan basil yang optimal. Pengobatan rawat jalan mencakup pemantauan medis, rencana diet untuk memulihkan status nutrisi, dan psikoterapi keluarga. Penanganan meliputi membantu individu mempelajari pemantauan sendiri dan untuk mengidentifikasi distorsi pola pikir tentang berat badan, makanan, citra tubuh, dan hubungan. Tujuan penanganan adalah mengembalikan pada makan yang normal. Penanganan psikofarmakologis (misal, antidepresan) juga dapat digunakan. Prognosis lebih baik bila kondisi ditangani sejak din i, sebelum purgasi diperkuat dengan penurunan berat badan.

Pengkajian Keperawatan
1.    Lakukan penelusuran riwayat keperawatan dan pengkajian saksama termasuk riwayat episode bulimia, dinamika keluarga, dan fungsi psikososial.
2.      Kaji status psikologis dengan riwayat psikologis. Beck Depression Inventory (versi remaja) dapat digunakan untuk mengkaji tingkat depresi. Untuk wawancara terstruktur, tersedia Eating Disorder Examination. Pengukuran yang dilaporkan sendiri meliputi Eating Disorder Inventory untuk usia 14 tahun dan yang lebih tua. Eating Attitudes Test dan Kids Eating Disorder Survey secara berturut-turut dapat diterapkan untuk anak usia sekolah dan usia pertengahan-sekolah.


Lia Aulia Fachrial
      2PA01
   15509806